Pejagoan – Komunitas praktisi SMA Negeri 1 Pejagoan di minggu pertama bulan November mengangkat tema yang sedang tren saat ini, Artificial Intelligence (AI). Kegiatan Komunitas Praktisi yang diselenggarakan pada hari Jumat, 3 November 2023 lalu, bertempat di Aula sekolah dari pukul 13.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB dengan peserta seluruh guru dan karyawan SMA Negeri 1 Pejagoan dengan menghadirkan Kepala SMP Negeri 39 Purworejo, Prastowo Widagdo, S.Pd., M.Pd sebagai narasumber.
Dalam sambutannya, Kepala SMA Negeri 1 Pejagoan, Erna Umu Nurlaela, S.Pd., M.Eng. mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan kesediaan bapak Prastowo untuk berbagi ilmu tentang Artificial Intelligence di SMA Negeri 1 Pejagoan. Selain itu, kepala sekolah juga memohon pendampingan bagi seluruh guru dan karyawan agar lebih memahami tentang Artificial Intelligence.
Dalam pemaparannya, bapak Prastowo menyampaikan bahwa “Jika kita tidak menguasai Artificial Intelligence (AI) maka kita akan digantikan oleh AI. Suka tidak suka kita sudah sampai pada masanya di era society 5.0. Dalam era ini, semua berbasis pada AI, robotik, dan Internet of things (IOT)”.
Dalam sejarahnya, AI dimulai dari tahun 1842 saat ditemukannya bahasa pemrograman oleh Ada Augusta. Dari tahun ke tahun perkembangannya semakin pesat, sampai pada akhirnya hadirlah AI seperti saat sekarang ini. Ada beberapa jenis AI mulai dari Reactive Machine, Limited Memory, Theory of Mind, Self-Aware, Narrow AI, dan Super AI. Tahap paling tinggi dari AI adalah Super AI yang memunculkan Taksi bisa berjalan tanpa harus ada sopir yang menjalankan seperti yang sudah diterapkan di Cina saat ini.
Pada hakikatnya manfaat dari AI antara lain meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meningkatkan akurasi dan presisi, meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan, penghematan biaya melalui otomatisasi, dan meningkatkan keselamatan di lingkungan yang berbahaya. Tanpa kita sadari di Hp kita sudah ada AI. Apa yang sering kita buka dan cari, seluruh program yang ada di Hp akan memunculkan segala sesuatu yang berkaitan dengan apa saja yang sering kita cari. Sebetulnya, jika kita bisa menguasai AI, segala pekerjaan kita akan semakin mudah dan cepat. Bekerja jauh lebih efektif dan menyenangkan. Sedangkan sisi negatifnya adalah AI bisa membunuh karakter manusia. Salah satu contohnya pidato Presiden Joko Widodo yang berbahasa Inggris bisa dengan mudah diubah menjadi bahasa Cina. Jika kita tidak memahami tentang AI, hal tersebut bisa menimbulkan konflik. Seperti yang dikatakan oleh Elon Musk bahwa AI jauh lebih berbahaya dari pada nuklir.
Dalam sesi tanya jawab ada pertanyaan yang menarik dari Pak Irfangi, S.Pd. Beliau menanyakan tentang apakah AI sudah di gunakan di dunia kesehatan. Jika sudah, berarti konsultasi kesehatan tidak perlu ke dokter. Bapak Prastowo membenarkan hal tersebut. Bahwa AI sudah bisa digunakan untuk konsultasi kesehatan. Disana akan diterangkan kemungkinan penyakit yang diderita dan obatnya. Pertanyaan berikutnya disampaikan oleh Ibu Dita, beliau menanyakan apakah tingkat keakuratan AI bisa 100 %. Pada dasarnya AI itu adalah program yang dibuat oleh manusia. Jangan 100 % percaya pada AI apalagi yang berkaitan dengan kesehatan. Jika menggunakan AI, mohon diteliti lagi hasilnya. Pertanyaan selanjutnya disampaikan oleh Ibu Feby Wahyu Harumi, S.Pd. yang menanyakan jika kita memberikan soal pada siswa dan ternyata siswa mengerjakannya menggunakan AI lalu apa yang bisa kita nilai dari pekerjaan siswa. Bapak Prastowo menegaskan jangan sampai kita melarang siswa menggunakan AI, mungkin malah justru siswa jauh lebih paham tentang AI dari pada gurunya. Jangan menilai pekerjaan siswa hanya dari hasilnya saja. Bisa saja siswa diminta untuk presentasi tentang hasil kerjanya. Kegiatan presentasi inilah yang dapat kita ambil nilainya. Beliau juga menambahkan akan mencarikan sebuah aplikasi AI yang dapat memindai tulisan tangan menjadi hasil ketikan komputer. Hal ini adalah jawaban dari pertanyaan Ibu Elin Marlina, S.Pd. yang menanyakan sebuah aplikasi AI yang bisa mengubah tulisan tangan menjadi hasil ketik komputer.
Dari banyaknya keunggulan AI, ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan oleh AI. Kemampuan yang bersifat Soft skill merupakan hal yang tidak bisa dilakukan oleh AI seperti kreativitas, problem solving, inovasi, komunikasi, dan hubungan inter personal. Kegiatan kali ini, seluruh guru dan karyawan diajak praktik menggunakan AI dengan menggunakan ChatGPT. Dengan menggunakan AI kita bisa mengubah suara kita menjadi teks atau sebaliknya bisa mengubah teks menjadi suara. Selain itu, kita juga belajar bagaimana AI menjadi asisten guru. Kita tinggal memilih materi, maka AI akan secara otomatis mencarikan materi yang kita inginkan secara lengkap dan menjelaskannya kepada siswa menggunakan suara yang merdu dan enak di dengar. Hadirnya kegiatan mengenal Artificial Intelligence (AI) kita bisa belajar tentang AI agar kita tidak tergantikan oleh AI.
Tinggalkan Komentar