Pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya. Dengan kata lain pengajaran geografi merupakan pengajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.
Sugiyanto dan Endarto (2008: 3) berpendapat bahwa kajian geografi memusatkan perhatian pada fenomena geosfer dengan hubungan, persebaran dan interaksi keruangan atau kewilayahan. Mater-materi pelajaran geografi yang disampaikan di sekolah telah dilakukan secara bertahap dari materi yang sederhana ke materi yang lebih rumit. Materi- materi geografi yang diberikan sebelumnya akan menunjang materi berikutnya sehingga materi geografi akan saling terkait satu sama lain.
Salah satu media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan guna menunjang pembelajaran geografi yang lebih menyenangkan adalah peta. Melalui peta dapat diperoleh informasi tentang unsur-unsur yang ada di permukaan bumi. Peta juga dapat memberikan informasi tentang pola dan persebaran dari unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi. Agar peta dapat memenuhi kebutuhan, paling tidak sekolah harus memiliki beberapa peta seperti peta umum dan peta khusus misalnya peta persebaran flora fauna di Indonesia. Selain itu, peta juga harus memenuhi dua syarat yaitu: “peta harus bermutu dan ada pembaca atau penganalisis peta yang bermutu”.
Penyediaan media peta pada materi persebaran flora fauna di Indonesia akan memberikan gambaran langsung tentang materi yang diajarkan, sehingga media peta sangat ditekankan dalam fasilitas belajar mengajar, penguasaan materi ajar persebaran flora fauna di Indonesia dengan memakai media peta akan mudah diingat oleh siswa mengenai materi yang diajarkan, fasilitas ini harus dimiliki oleh setiap sekolah dengan jumlah yang cukup dan memenuhi syarat (Zulkifli:2013).
Untuk lebih memaksimalkan pemanfaatan peta, dalam proses pembelajaran juga harus didukung oleh sistem pembelajaran yang komprehensif antara pendidik dan peserta didik. Sistem pembelajaran merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik untuk mengembangkan kreativitas berpikir dalam suatu proses pembelajaran yang nantinya akan membawa hasil yang diinginkan. Pendidik sebagai perencana pembelajaran harus menyiapkan sebuah rencana pembelajaran yang jelas untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Tugas perencana pembelajaran mencakup tiga hal berikut:
Oleh karena itu, perlu dikembangkan kegiatan belajar ke depan dan tidak hanya menjadikan siswa sebagai subjek saja. Guru sebagai pendidik harus kreatif dan inovatif dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran semacam ini adalah metode diskusi. Metode diskusi adalah pertukaran informasi, pendapat, dan pengalaman secara teratur, yang tujuannya adalah untuk mencapai pemahaman yang utuh, jelas dan menyeluruh tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan membuat keputusan bersama. Metode ini biasanya diterapkan dalam kelompok atau diskusi kelompok karena erat kaitannya dengan pembelajaran pemecahan masalah.
Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran geografi pada materi pemetaan dasar, saya menerapkan metode diskusi berbasis kontekstual, sehingga peserta didik lebih tertarik dan antusias untuk memahami materi dan mencari sumber informasi baru terkait dengan wilayah/ daerah yang ada di sekitarnya.
A. Kelebihan metode pembelajaran konvensional diskusi, antara lain:
B. Kelemahan metode pembelajaran percakapan, antara lain:
Dari beberapa kekurangan metode tersebut, dapat dikombinasikan menggunakan model project based learning ketika kegiatan pembelajaran geografi pada materi “Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia” di kelas XI SMA N 1 Pejagoan. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pembelajaran ini adalah ganti dari pembelajaran yang masih terpusat pada guru. Penekanan pembelajaran ini terletak pada aktivitas peserta didik yang pada akhir pembelajaran dapat menghasilkan produk yang bisa bermakna dan bermanfaat. Model pembelajaran ini dianggap dapat meningkatkan minat belajar siswa dan meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan. Hal ini dibuktikan dengan minat dan hasil belajar siswa yang meningkat serta siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Dengan demikian pembelajaran model ini cocok diterapkan dalam proses pembelajaran geografi. Di samping siswa mendapatkan pengetahuan juga mendapatkan ketrampilan untuk menghasilkan produk peta sehingga dapat mengembangkan kreatifitas dari masing-masing dalam pembelajaran geografi yang lebih menyenangkan.
Disusun oleh Erna Setyowati, S.Pd
(Guru Geografi SMAN 1 Pejagoan, Kabupaten Kebumen)
Tinggalkan Komentar