Pejagoan – Sabtu, 21 September 2024, BPGP Jawa Tengah melalui program Obor Deso (Ojo Bosen Ojo Ragu Diskusi Elaborasi Seluruh Organisasi) hadir di SMA N 1 Pejagoan, Kebumen. Program yang mengambil tema “Transformasi Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik melalui Kombel dalam Sekolah” merupakan roadshow Obor Deso episode tujuh. Berlangsung mulai pukul 09.30 WIB, program Obor Deso disiarkan langsung dari SMA N 1 Pejagoan, Kebumen. Dalam kegiatan ini hadir secara luring perwakilan guru TK, SD, SMP, dan SMA/SMK se-Kabupaten Kebumen serta pengawas cabang Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah. Selain dilaksanakan secara luring, kegiatan ini juga disiarkan melalui live streaming pada kanal YouTube @bbgpjateng dan zoom meeting.
Filosofi Obor Deso dimunculkan mengingat Jawa Tengah yang terdiri dari banyak desa. Hadirnya Obor Deso diharapkan dapat menerangi desa yang ada di Jawa Tengah. Adapun kaitannya dengan pendidikan, Obor Deso diharapkan dapat menerangi sekolah-sekolah yang ada di Jawa Tengah, terutama sekolah yang dikunjungi seperti SMA N 1 Pejagoan. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Katimja IKM/PSP BPGP Jateng, Sutar, M.Pd., S. Beliau mengungkapkan harapan agar roadshow kali ini dapat memberi pencerahan dengan lebih baik tentang pembelajaran yang berpusat pada murid hingga dapat memperoleh hasil asesmen yang lebih baik.
Pada sesi pertama, talk show yang dimoderatori oleh Siti Toifatun K, S.Pd., SD, kepala SDN 3 Candirenggo tersebut mengangkat tema Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik. Pada sesi ini hadir sebagai narasumber, Sutar, M.Pd., Si, Lilik Rakhmawati, S.Pd., M.Pd., Pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, dan Drs. Wiyono, M.Pd, Widyaiswara BBGP Provinsi Jawa Tengah. Dalam paparannya, Sutar, M.Pd.,Si menyampaikan hasil monitoring BPGP terkait implementasi IKM. Disampaikan bahwasanya IKM berdampak positif bagi guru penggerak dan pengajar praktik. Lebih lanjut, ditemukan juga permasalahan bahwa guru belum maksimal dalam menyusun modul ajar yang disesuaikan dengan hasil asesmen diagnostik. Selain itu, perlu adanya penguatan dalam menyusun tujuan pembelajaran yang sesuai dengan capaian pembelajaran. Permasalahan lain juga ditemukan pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang belum maksimal untuk mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan paradigma pembelajaran dari teaching menjadi learning, agar pembelajaran berpusat pada peserta didik. Guru wajib merencakan pembelajaran secara matang sesuai kebutuhan peserta didik.
Dalam kesempatan tersebut, Drs.Wiyono, M.Pd. mengapresiasi hasil karya peserta didik SMA N 1 Pejagoan. Menurutnya, SMA N 1 Pejagoan telah berinovasi, kreatif serta berkolaborasi dalam proses pembelajaran. Inovasi ini sebagai bentuk dari transformasi pendidikan dan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. “SMA N 1 Pejagoan patut menjadi contoh sekolah yang menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik” tandasnya. Senada dengan hal tersebut, Pengawas SMA Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah IX, Khaerul Anwar, S.Pd, mengungkapkan bahwa SMA N 1 Pejagoan selama dua tahun berturut-turut meraih predikat sebagai sekolah berkemajuan terbaik serta meraih juara satu dalam lomba Sekolah Berbudaya Sehat Nasional.
Sesi kedua dengan topik “Pengembangan Komunitas Belajar di Sekolah”, hadir pada pukul 13.00 sampai dengan 14.30 WIB dengan narasumber Sutar, M.Pd., Si, Lilik Rakhmawati, S.Pd., M.Pd., dan dr. Waryono, M.Or. Disampaikan bahwa dalam mewujudkan transformasi pendidikan kuncinya ada pada guru dan tendik. Seberapa besar usaha, kemauan, dan inovasi mereka untuk mampu membawa peserta didik pada tahap pembelajaran yang bermutu. Akan tetapi, untuk menciptakan hal tersebut harus diawali dengan guru dan tendik yang bermutu. Salah satu usaha meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan tersebut melalui komunitas belajar atau sering disebut kombel. Melalui kegiatan dalam kombel dapat menumbuhkan adanya kolaborasi, tanggungjawab, dan kerja sama dari berbagai pihak.
Pada sesi tanya jawab, Endah Tri Rachmani, S. Sos dan Nurul Azizah, S.Pd sebagai perwakilan dari SMA N 1 Pejagoan menyampaikan praktik baik kombel SMA N 1 Pejagoan yang dilaksanakan secara rutin pada setiap hari Jumat. Keduanya mengungkapkan bagaimana kombel SMA N 1 Pejagoan yang dikemas dengan menarik dan menyenangkan. Kombel ini tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi juga bekerja sama dengan berbagai lembaga dari luar sekolah. Keberhasilan kombel ini tentunya didukung penuh oleh Erna Umu Nurlaela, S.Pd., M. Eng selaku Kepala SMA N 1 Pejagoan. Keduanya berharap kegiatan kombel yang telah dilaksanakan oleh SMA Negeri 1 Pejagoan mampu menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan kualitas guru dan tendik serta kualitas pembelajaran.
Talkshow berakhir dengan clossing statement dari narasumber yang menyampaikan bahwa kombel perlu komitmen, kombel adalah tempat belajar, berbagi, berkolaborasi, dan kombel adalah kegiatan menyenangkan. Selanjutnya, Siti Toifatun K, S.Pd.,SD selaku moderator menutup dengan sebuah kesimpulan bahwa agar kombel lebih berdampak pada pembelajaran perlu pergeseran pemikiran dari teaching ke learning sehingga dikembangkanlah komunitas belajar yang berpusat pada peserta didik. (Red)
Tinggalkan Komentar