Pejagoan – Sebagai upaya untuk terus mengawal pendidikan para siswa dengan keterlibatan orang tua/wali, SMA Negeri 1 Pejagoan menggelar kegiatan parenting berbarengan dengan kegiatan pengambilan laporan hasil belajar peserta didik pada hari Jumat, 20 Desember 2024. Kegiatan yang berlangsung di aula sekolah ini dibagi menjadi 3 (sesi) yang dimulai pukul 07.30 bagi orang tua/wali murid kelas X, disusul kelas XI pada pukul 09.00 WIB dan terakhir pukul 13.00 WIB bagi orang tua/wali kelas XII.
Kepala SMA Negeri 1 Pejagoan, Erna Umu Nurlaela, S.Pd., M.Eng dalam sambutannya menyampaikan bahwa anak-anak yang hebat muncul dari keluarga yang hebat, untuk itu perlu adanya sinergi antara sekolah dengan orang tua/wali peserta didik. Beliau menyampaikan bahwa sekolah sudah menekankan agar siswa mengisi kegiatan liburan dengan kegiatan positif seperti belajar, untuk itu orang tua/wali diharapkan bisa memantau kegiatan putra/putrinya selama liburan semester ganjil.
Sesuai dengan tema Bersama Mewujudkan Anak yang Bahagia, Anti Bully, LGBT, Seks Bebas dan Napza, Ratih Winanti, S.Psi., M.H, psikolog RSUD Banyumas, selaku narasumber menyampaikan banyak sekali informasi aktual yang terjadi pada masa kini. Beliau menyampaikan bahwa anak akan fokus belajar di sekolah dan merasa bahagia jika diawali dari rumah dengan orang tua yang bahagia dan ridho kepada anak. Dampak lain dari anak yang kehilangan figure kedua orang tuanya akan membawa pengaruh yang luar biasa, seperti penyimpangan orientasi sexual, anak mudah emosi, penyalahgunaan Napza bahkan bisa sampai ke bunuh diri. Mengingat angka bunuh diri di Jawa Tengah menduduki peringkat ke-2 nasional, sangat diharapkan agar orang tua bisa terus memantau tumbuh kembang putra putrinya. Pesan selanjutnya yang disampaikan agar orang tua lebih merangkul anak-anaknya karena anak yang diam dan biasa saja belum tentu baik – baik saja, bisa jadi anak tersebut menyimpan masalah sendirian dan bisa menjadi ledakan dahsyat jika dibiarkan saja.
Tujuan lain dari adanya kegiatan parenting ini yaitu keinginan mengajak orang tua untuk berfikir kembali bahwa memiliki anak yang bermutu tidak bisa menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah. Selain harus mendidik anak sesuai dengan zamannya, orang tua juga perlu memberi contoh, bukan hanya dengan omongan. Mereka harus bisa menjadi role model yang baik karena segala sesuatu yang ada pada diri anak adalah cerminan dari orang tuanya. Hal lain yang ditekankan bahwa orang tua harus selesai dengan trauma masa lalunya terlebih dahulu untuk bisa mendidik dan menjadi panutan bagi putra putrinya.
Peran orang tua menjadi sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan anak karena melalui orang tua lah anak pertama kali belajar dan mengenal segala sesuatunya. Perilaku dan nilai-nilai yang ditanamkan orang tua kepada anak merupakan landasan bagi perkembangan kepribadian dan tingkah laku anak selanjutnya. Kualitas interaksi dalam keluarga akan sangat mempengaruhi karakter anak. Keluarga sebagai kelompok sosial yang mempunyai banyak kesempatan melakukan interaksi dengan anak. Proses interaksi yang diterima akan dijadikan dasar oleh anak untuk berinteraksi di luar rumah, termasuk di sekolah dan di masyarakat. Oleh karena itu, mau tidak mau, suka tidak suka, orang tua harus terus meningkatkan kemampuannya dalam mendidik dan mengasuh anak agar tumbuh berkarakter positif dan berbudaya prestasi sehingga anak-anak tumbuh menjadi remaja bahagia. (Red)
Tinggalkan Komentar