Pejagoan– Masuk hari kedua kegiatan MPLS SMAN 1 Pejagoan tanggal 18 Juli 2023, pihak sekolah mendatangkan narasumber dari luar yang sudah bekerjasama dengan baik. Beliau adalah Bapak Hendri Unduh, M. Pd,. C. NNLP. C. STMI., yang mengisi materi Pendidikan Karakter dan Tata Krama Peserta Didik. Harapannya, setelah kegiatan ini peserta didik memiliki karakter dan tata krama yang baik saat berada di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Sebelum mengajak peserta didik melakukan refleksi diri, agar lebih memahami bagaimana karakter selama ini dan tahu kebutuhan, bapak Hendri Unduh menyampaikan pesan sebagai motivasi bagi peserta didik, “Seberapa tinggi pendidikan kalian tidak ada maknanya jika tidak memiliki karakter/akhlak yang baik”, ujarnya.
Selanjutnya, beliau memaparkan tentang karakter dengan mengutip hadist riwayat Al-Baihaqi “Sesungguhnya aku (Rasulullah) diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Adapun ciri-ciri karakter yang baik ada tiga tahap yaitu ; tahap 1. Husnul Mu’asyaroh (bisa berinteraksi dengan baik serta bisa menyesuaikan situasi dan kondisi, jika kita sudah ditahap ini maka kita akan menjadi orang yang penuh cinta dan kasih sayang), tahap 2. Husnul Mu’amalah (pergaulan yang baik yang didalamnya saling memahami satu sama lain, jika sudah ditahapan kedua maka dampaknya adanya persatuan), dan terakhir pada tahap 3. Husnul Musyarakah (jika sudah sampai pada tahapan Kerjasama yang baik maka akan berdampak adanya kekuatan).
Selain itu beliau juga menyampaikan ada 3 steam dalam pendidikan karakter yaitu bottom up, top down, dan revitalisasi. Ketiganya akan terbentuk jika bottom up (diperbaiki dari bawah ke atas artinya memperbaiki pribadi kita terlebih dahulu), selaras dengan top down (lingkungan atau pergaulan yang baik) dan revitalisasi (perbaikan-perbaikan). Jadi, kita fokus terlebih dahulu pada diri kita sendiri dengan introspeksi diri, setelah itu carilah lingkungan yang baik serta adanya perbaikan-perbaikan maka kita akan memiliki karakter yang kuat.
Di dalam pergaulan atau berteman sebaiknya tidak boleh memilih-milih teman selama masih dalam kebaikan. Hilangkan kebersamaan yang toxic, seperti; 1. A lack of support (egois, jadi dalam kebersamaan mementingkan kepentingan sendiri), 2. Rivalry (persaingan yang negatif) artinya seperti ucapan yang membuat orang lain down atau membuat kompetisi yang tidak sehat, 3. Blamming (membuat orang lain malu), 4. Dishonesty (membuat orang lain tidak nyaman), 5. Disrespek ( tidak respek dan tidak saling menghormati). Bangun komunikasi yang baik, pergaulan yang baik dan kerjasama yang baik sehingga muncul persatuan.
Antusiasme peserta didik terlihat sepanjang kegiatan berlangsung. Mereka menyimak dengan baik penjelasan pemateri dan bersemangat ketika diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Kesempatan bertanya yang pertama diberikan pada Rachel Amanda, kelas X.J. Dia menanyakan bagaimana sikap yang harus diambil saat terpaksa bergaul dengan orang yang toxic.
Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh bapak Hendri yang menyatakan bahwa kita harus bisa bertahan. Artinya kita tetap konsisten pada kebaikan itu sendiri dan lebih baiknya jika kita mampu mengajak mereka menjadi lebih baik. Sebagai perumpamaan, beliau mencontohkan ikan salmon yang kalau berenang melawan arus tapi semua orang tahu bahwa ikan salmon merupakan ikan yang mahal. Jadi, walaupun berbeda harus tetap bisa bertahan dengan kondisi apapun apabila memang membawa kebaikan.
Pertanyaan berikutnya disampaikan oleh Cahyani, kelas X. J, “Bagaimana kita menyikapi keadaan yang tidak semestinya sesuai dengan umur kita?”
Bapak Hendri Unduh menjawab, “Cara kita menyikapi adalah dengan fokus ke prestasi. Dalam hal ini adalah fokus ke sekolah dan fokus introspkesi diri agar memiliki karakter yang baik, karena peserta didik yang memiliki karakter dan tata krama yang baik akan dengan mudah bisa memahami ilmu yang diberikan oleh bapak ibu guru,” pungkasnya. (Red)
#sesarengansmanjateruji
#smanjahebat
#cabdin9hebat
Tinggalkan Komentar