Berbicara dalam bahasa Jawa memang sangat sulit karena pemilihan penggunaan bahasa Jawa sangat tergantung dengan orang yang diajak berbicara. Dalam bahasa Jawa istilah ini dikenal dengan unggah ungguh. Unggah ungguh sangat erat kaitannya dengan kesopanan atau tata krama. Secara sederhana unggah ungguh dapat diartikan aturan adat masyarakat Jawa perihal sopan santun, tatakrama, tata susila menggunakan bahasa Jawa. Tetapi untuk sekarang ini banyak siswa mengalami kesulitan dalam berbahasa Jawa ragam krama terutama membedakan beragam jinis kosakata dalam unggah- ungguh basa. Untuk zaman sekarang masih banyak siswa siswi kita yang belum menerapkan unggah ungguh basa dengan orang yang lebih tua. Faktor penyebab siswa kesulitan dalam berbahasa Jawa yaitu faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa).
Dengan demikian perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan unggah ungguh dalam berbahasa Jawa. Salah satu solusi untuk mencapai tujuan tersebut adalah menggunakan strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik dan nyaman dalam belajar berbahasa Jawa. Strategi pembelajaran Bermain Peran atau Role playing merupakan salah satu metode pembelajaran yang mampu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar unggah ungguh basa. Penerapan metode ini adalah siswa membuat skenario sandiwara berisi percakapan tentang tema tertentu. (Andriani, 2013). Percakapan tersebut harus menggunakan bahasa Jawa. Percakapan dilakukan oleh teman sebaya atau orang yang lebih tua.
Daftar Pustaka
Jurnal Fina Dwi Anisa Puspitasari Jurusan Bahasa Jawa Universitas Negeri Semarang yang berjudul Faktor Kesulitan Belajar Bahasa Jawa Ragam Krama Siswa Smp Negeri 40 Semarang.
(https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/piwulang/article/view/20509
Disusun oleh
( WINDA AGUS SETYARINI )
Tinggalkan Komentar