Pejagoan – Di penghujung bulan Mei, tepatnya di hari Jumat, 31 Mei 2024, komunitas belajar Sesarengan SMAN 1 Pejagoan kembali mengadakan pertemuan. Kali ini, tema yang diusung adalah Berbagi Praktik Baik dalam Pembelajaran. Kegiatan yang diikuti oleh seluruh guru dan karyawan ini dihelat sejak pukul 13.00 sampai dengan 15.30 WIB di aula sekolah.
Mengawali rangkaian kegiatan tersebut, Kepala Sekolah, Erna Umu Nurlaela, S.Pd., M.Eng menekankan bahwa Komunitas Belajar Sesarengan SMAN 1 Pejagoan semestinya sudah harus berbuat sesuatu yang berbeda dan lebih baik lagi karena sudah berusia satu tahun lebih. Salah satu kegiatan untuk mengasah kreatifitas agar kegiatan yang dilaksanakan oleh Komunitas Belajar Sesarengan lebih baik yaitu dengan akan diadakannya kegiatan Komunitas Belajar Lintas Sekolah ke SMAN 1 Purworejo untuk belajar bagaimana Strategi Pembelajaran dan Peningkatan Keterserapan Lulusan di Perguruan Tinggi. Selanjutnya, beliau menyampaikan dukungan dan semangat pada Drs. Rokhmat Supriyadi, Nurul Azizah, S.Pd, dan Khusnul Khotimah, S.Pd., M.Si. yang akan menjadi narasumber dalam kegiatan kombel yang dihelat tersebut.
Pada sesi pertama kombel kali ini, Nurul Azizah, S.Pd. didapuk menjadi narasumber untuk berbagi praktik baik tentang bagaimana kiat-kiat agar aksi nyata di Platform Merdeka Mengajar (PMM) dapat di validasi. Lebih lanjut, dalam pemaparannya beliau menyampaikan tentang penggunaan metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, dan Refleksi) untuk membuat aksi nyata.
Sesi berikutnya, Drs. Rohmat Supriyadi berkenan untuk berbagi praktik baik tentang metode pembelajaran. Beliau membagikan tips bagaimana cara mengaktifkan murid yang memiliki karakter pendiam sehingga di dalam pembelajaran seluruh siswa dapat berperan aktif.
Di akhir sesi, Khusnul Khotimah, S.Pd., M.Si menyampaikan paparan informasi berkaitan dengan sekolah inklusi. Dijelaskan bahwa kondisi inklusi adalah suatu keadaan yang menyebabkan seseorang memerlukan perlakuan yang berbeda terkait dengan kemampuannya yang juga berbeda-beda. Sekolah tidak diperkenankan membuat target yang sama untuk semua siswa karena setiap siswa bersifat inklusi. Selanjutnya, berkenaan dengan peran sebagai salah satu sekolah penyelenggara sekolah inklusi di Kabupaten Kebumen, SMAN 1 Pejagoan diwajibkan untuk menerima calon siswa baru yang mempunyai kebutuhan khusus serta nantinya wajib menyediakan fasilitas bagi siswa berkebutuhan khusus tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Guna menunjang pelayanan pendidikan yang maksimal bagi mereka, sekolah diharapkan bekerja sama dengan lembaga terkait seperti SLB, Puskesmas, Dinas Sosial dan P3A, ataupun tokoh-tokoh tertentu yang kompeten di bidang layanan bagi siswa berkebutuhan khusus tersebut. (Red).
Tinggalkan Komentar