Pejagoan—Dalam rangka menghadapi tantangan dunia pendidikan di Indononesia, khususnya perundungan, pada hari Senin 29 Juli 2024, SMAN 1 Pejagoan bekerjasama dengan Polres Kebumen mengadakan kegiatan “Sosialisasi Pencegahan Kekerasan di Kalangan Remaja dalam Tinjauan Hukum”. Kegiatan ini dilaksanakan di aula sekolah dengan sasaran kelas XI, siswa yang sedang berada di masa mencari jati diri dan ingin menunjukkan diri. Kegiatan yang dimulai pukul 10.00 WIB ini berlangsung cukup antusias.
AKP Ratimin, S.H., M.M. selaku Kasi Hukum Polres Kebumen mengawali kegiatan sosialisasi dengan menyampaikan materi tentang keselamatan berlalu lintas. Ketika menjumpai kecelakaan diharapkan siswa mampu mengambil sikap, baik menolong jika memungkinkan atau meminta bantuan pertolongan. Beliau tidak ingin melihat dan mendengar ada siswa SMANJA yang terlibat dalam laka lantas, baik sebagai pelaku ataupun korban.
Selanjutnya, materi pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan disampaikan oleh Aipda Edi Susilo Utomo, S.H.,M.H. Materi disampaikan dengan sangat menarik dan seru sehingga siswa antusias untuk menyimak hingga selesai. Penyampaian yang jelas dan disertai contoh dari bentuk – bentuk kekerasan, seperti kekerasan fisik, sosial, verbal, seksual, dan cyber membuat materi mudah diterima dan dipahami. Dalam sesi ini, beliu juga meminta beberapa anak yang pernah merasa dibully atau menjadi pelaku bully untuk memberi pendapat mengenai perundungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa pelaku bullying biasanya merasa paling pintar, paling kaya, dan paling berkuasa. Mereka memiliki geng dan seringkali tidak sadar jika melakukan bully karena hanya menganggap sebagai lelucon belaka.
Di akhir kegiatan, pemateri menyampaikan pesan penting yakni siapa saja yang mengalami kekerasan atau bullying harus berani melaporkan pada guru dan atau orang tua karena bullying bisa berakibat sangat kompleks untuk siswa.. Sementara itu, bagi yang menyaksikan tindakan bullying diharapkan tidak pasif dan berani menjadi saksi. Lebam atau luka akibat kekerasan fisik lebih mudah disembuhkan, akan tetapi gangguan psikis akibat bullying lebih sulit disembuhkan. Lebih lanjut beliau juga berpesan agar para siswa bijak dalam bergaul dan memanfaatkan teknologi saat ini.
Sebagai penutup AKP Ratimin, S.H., M.M. mengajak siswa agar tekun dalam belajar menuntut ilmu, mengejar serta meraih cita – cita setinggi langit dengan tetap memohon doa dari orang tua sebagai modal yang utama. Di akhir pemaparannya, beliau sangat berharap agar seluruh siswa tidak ada yang menjadi pelaku atau korban dari laka lantas dan pembullyan. (Red)
Tinggalkan Komentar